Download Aplikasi Ngedongeng di
Cerita anak sebelum tidur memberi pesan mendidik tanpa hardik
Boni merasa sedih dan sendirian. Berhari-hari lamanya ia berkelana hingga akhirnya ia menemukan sebuah rumah usang dan menempati rumah tersebut. Rumah tersebut terlihat usang dan berdebu. Boni pun membersihkan rumah terseebut dan tinggal disana beberapa hari lamanya. Sampai suatu ketika, ia merasa lapar dan pergi ke kebun belakang rumah tersebut untuk mencari makanan. Ketika ia berjalan di kebun belakang tersebut, tiba tiba ia bertemu dengan seorang kakek tua yang sedang mencabut ubi kayu. Ia segera berlari kearah kakek tersebut dan berkata,
“Kakek, bolehkah aku meminta ubi kayumu? Aku sangat lapar.”pinta Boni dengan nada memelas.
“Boleh saja. Tapi kamu cabut sendiri ubi ini.” Ujar sang kakek.
“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara mencabutnya. Aku bahkan tidak pernah membantu kakekku ketika ia pergi berladang.” Jawab Boni dengan rasa menyesal.
“Nak, kemalasanmulah yang membuat kamu kelaparan. Kalau kau begitu terus, kamu bisa mati disini. Aku bertahan hidup juga disini dengan caraku. Kamu punya kakek di rumah? Lantas mengapa kamu berada disini sendirian?” Tanya sang kakek.
“Iya kek. Aku telah pergi dari rumah karena aku begitu kesal dengannya. Ia selalu memarahiku dan menyalahkanku.” Ujar Boni.
“Kalau begitu kakekmu benar. Ia memarahimu karena ia begitu sayang kepadamu.
Lihatlah dirimu. Memetik ubi saja tak mampu. Kalau sudah dewasa mau jadi apa,” celetuk sang kakek sambil tersenyum.
Mendengar ucapan sang kakek tua tersebut, ia teringat dengan kakeknya dirumah. Ia pun segera berlari dan pulang menuju rumah kakek.
Sayang sungguh disayang, ketika Boni pulang kakek sudah lama meninggal. Rumahnya dibiarkan kosong semenjak kakek meninggal. Ia endapati rmahnya berantakan dan begitu usang. Boni menangis sejadi-jadinya hingga suatu siang ketika ia berusaha merapikan rumahnya ia menemukan sepucuk surat di atas meja makan. Ia pun penasaran dan membuka si surat tersebut.
Betapa terkejutnya ia bahwa selama ini si kakek telah menghadiahkan ladang miliknya untuk Boni. Si kakek juga ingin agar Boni rajin belajar agar kelak dapat mengurus ladangnya yang begitu luas. Hati Boni begitu terenyuh dan ia pun mulai memperbaiki hidupnya sebagai anak yang rajin.
TAMAT