Download Aplikasi Ngedongeng di
Saat Peri Riana berteriak, ternyata suaranya sampai membangunkan kumbang yang sedang tidur di dalam bunga wijaya kusuma. Kumbang pun terbangun. Pada mulanya, kumbang sangat marah karena merasa diganggu tidurnya. Namun, saat Kumbang melihat Peri yang menangis sendirian, ia jadi turut prihatin. Kemudian, kumbang pun langsung menghampiri Si Peri dan mencoba menantinya.
“Hai Peri, siapa namamu? Mengapa kamu menangis sendirian di sini?”
Peri Riana sangat kaget ketika diajak si Kumbang berbicara. Maka, Peri Riana balik bertanya kepada Kumbang. “Siapa kamu? Apa kamu juga akan menghinaku seperti teman-temanku yang lain?”
“Tidak, tidak. Perkenalkan. Aku Kuma, aku berasal dari Kampung Kumbang. Aku tidak akan menghinamu, jangan takut Peri Cantik.”
“Aku Peri Riana. Hari ini aku sangat sedih sekali. Aku sudah dua kali mendaftar di sekolah Latulip, tapi aku ditolak. Padahal aku sangat ingin bisa masuk sekolah. Ibuku juga sudah berusaha untuk mencari dukungan kepada peri-peri lainnya agar aku bisa sekolah. Tapi, tidak semua peri setuju. Aku baru saja datang ke sekolah, mencoba untuk mendaftar lagi. Tapi, aku ditolak lagi. Bahkan kali ini, saat aku datang sendirian tanpa ibu, teman-temanku menertawakanku. Juga ada yang sampai mengejekku. Mereka bilang aku Peri yang cacat dan tak layak untuk masuk sekolah.”
“Maaf, Peri Riana. Apakah aku boleh bertanya, memangnya mengapa kamu kok tidak boleh masuk ke sekolah Latulip?”
“Lihatlah sayapku Kuma. Betapa kecilnya sayapku ini. Dengan sayap yang sekecil ini, aku tidak bisa terbang seperti peri-peri lainnya.”
“Tenang Peri Riana. Di kampung tempat tinggalku, kami para kumbang juga mempunyai sekolah. Kamu bisa sekolah di kampungku.”
“Tapi sekolah Latulip adalah sekolah khusus para Peri. Apakah sekolah di kampungmu juga khusus untuk para Peri?”