Dongeng Pengantar Tidur Pentingnya Bersikap Rendah Hati
Dengan penuh semangat, si kakek pun mulai berjalan menyusuri rumah warga dan menawarkan dirinya untuk menyapu rumah para warga. Ia berkeliling jauh hingga di pertigaan desa, ada seorang wanita berdiri di depan rumah meegah sambil melambaikan tangannya ke arah kakek Sangput. Tanpa berfikir panjang, kakek sangput langsung menghampiri wanita itu dan bertanya,
“Ibu memanggil saya?”
“Ya benar kek. Tolong bersihkan rumah saya ya kek. Kaki saya sakit sekali. Seharian saya tidak bisa menyapu rumah saya,” ujarnya.
“Wah dengan senang hati kakek membantu, bu.” Balas si kakek dengan wajah sumringah.
Ketika kakek sedang menyapu tiba-tiba di pojok halaman depan rumah wanita itu ia melihat sebuah sapu yang begitu ia kenali. Namun kakek tidak peduli. Kakek justru menyusuri rumah wanita itu hingga membongkar sela-sela laci rumah wanita itu. Ia pun menemukan sejumlah uang lalu kemudian menghempaskan uang tersebut dan menutupinya dengan sampah kertas yang ada di rumh tersebut. Dengan tenang ia pun mengutip uang tersebut dan melangkahkan kakinya ke depan rumah sampai akhirnya ia mendengar suara celotehan si sapu ijuk,
“Si kakek Sangput seorang pencuri. Si kakek Sangput seorang pencuri. Tangkap dia..tangkap dia..”
Betapa kagetnya kakek ketika ia mendengar asal suara itu dari sapu ijuknya yang kini berada di pojok rumah wanita tersebut.
Ketika mendengar suara tersebut, wanita itu langsung mendekati arah suara itu dan bertanya dengan keras, “Siapa yang mencuri di rumahku?”
“Kakek Sangput seorang pencuri. Kakek Sangput seorang pencuri. Tangkap dia..tangkap dia,” kata sapu ijuk tersbut berulang-ulang.
Mendengar ucapan si sapu ijuk, kakek Sangput gemetar ketakutan hingga tertunduk dan mengakui kesalahannya kepada wanita tersebut.
“Maafkan saya bu. Saya terlalu tamak selama ini. Saya memanfaatkan sapu ini untuk menutupi kejahatan saya. Saya merasa malu. Sapu ijuk itu dulunya punya saya. Saya tidak percaya ia bisa berbicara. Saya mohon maafkan saya bu,” kata kakek sambil meneteskan air mata.