blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Seorang anak lelaki berusia delapan tahun bernama Said terkenal sebagai anak yang nakal. Di sekolahnya dia ditakuti oleh teman- temannya. Begitu juga di lingkungan rumahnya. Orang tuanya sudah sering menasehati, tetapi tidak berhasil. Said tetap saja nakal dan susah diatur.


Pada suatu hari, setelah pelajaran usai, Said pulang ke rumah naik sepeda. Dia merasa perutnya lapar. Tubuhnya memang besar. Wajar kalau dia cepat merasa lapar dibanding teman sebayanya. Said pun mampir ke warung di pinggir jalan. Dia membeli sepotong roti untuk mengisi perutnya yang lapar. Dia lalu duduk di pinggir jalan sambil menikmati roti yang dibelinya.

Setengah dari roti yang dibelinya sudah habis. Dia menyantap dengan lahap. Tak jauh dari tempatnya duduk, Said melihat seekor anjing yang melihat ke arahnya. Naluri jahatnya pun datang. Said memanggil anjing itu dengan melambaikan potongan roti di tangannya. Si anjing berlari kecil menghampiri karena mengira akan mendapat roti dari Said

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Saat anjing mendekat dan tepat berada di hadapannya, Said langsung memukul anjing itu dengan sebatang kayu yang dia sembunyikan di balik badannya. Anjing itu melolong kesakitan dan berlari menjauhi Said . Said tertawa terbahak-bahak melihat anjing itu berlari kesakitan. Dia pun kembali menghabiskan roti di tangannya dan bergegas pulang

Diam-diam dari dalam rumahnya seorang lelaki memperhatikan kejadian itu. Dia kecewa dengan perbuatan Said yang kasar kepada anjing yang tidak bersalah. Tindakan Said sangat tidak terpuji. Laki-laki itu berjanji akan memberi pelajaran kepada Said .

Keesokan harinya, pulang sekolah Said melewati jalan yang sama. Karena lapar, dia membeli roti di warung yang sama. Saat sedang menikmati roti yang dibelinya, dia melihat seorang lelaki di kejauhan memanggilnya. Said ragu untuk menghampiri laki-laki itu. Namun, setelah ia pastikan tidak ada orang lagi selain dirinya yang dimaksud laki-laki itu, Said pun menghampiri.

Setelah agak dekat, laki-laki itu mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan. Said senang dan lebih cepat menghampiri laki-laki itu karena mengira akan mendapatkan uang.

blog post.jpg

Ketika sampai di hadapan lelaki itu, Said mengulurkan tangannya siap menerima uang lima puluh ribu. Namun, bukannya memberi uang, lelaki itu justru memukul tangan Said dengan tongkat yang disembunyikan di balik badannya. Said terkejut mendapat perlakuan kasar yang tak diduga dari lelaki yang dia pikir baik itu.

“Kenapa Bapak pukul tangan saya? Saya tidak minta apa pun dari Bapak. Bukankah Bapak yang mau kasih uang sama saya?”

Sambil tersenyum, lelaki itu menjawab.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di




“Begitu juga dengan anjing yang kamu pukul kemarin. Dia juga tidak minta apa pun dari kamu. Lalu kenapa kamu berlaku kasar kepadanya?”

Said terdiam mendengar jawaban dari lelaki itu.
“Jangan sekali-kali kamu lakukan hal seperti itu kepada siapa pun. Bagaimanapun mereka adalah makhluk yang bernyawa. Akan sakit jika dipukul. Akan sedih jika dipermainkan.”

Said mengangguk pelan dan menyesali perbuatannya. Ia pun pergi meninggalkan lelaki itu. Kini Said mengerti, perbuatan jahat akan mendapat balasan setimpal.

blog post.jpg