about thumbnail3.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Dikisahkan di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja yang mahsyur. Ia dikenal sebagai raja yang sangat mencintai rakyatnya. Saking cintanya kepada rakyatnya, ia sering menghabiskan simpanan kerajaan demi rakyatnya. Ia juga selalu mendengarkan setiap keluhan rakyatnya meskipun rakyatnya terkenal akan kelicikan dan kebohongannya kepada pihak istana. Setiap musim panen tiba, ia selalu membagikan separuh harta kekayaan kerajaan dan simpanan gandum kepada seluruh rakyatnya. Ia sangat senang membagikan hasil panen tersebut. Suatu hari ketika musim panen berlangsung, sang raja ingin berkeliling desa. Ia ingin melihat rakyatnya menikmati musim panen yang selalu dinantikan. Gandum- gandum banyak yang menuai hingga membuat indah mata memandang di sepanjang ladang membentang.

“Aduhai indahnya musim panen kali ini. Aku sudah tidak sabar melihat pesta rakyatku nanti. Prajuritku, persiapkan kereta kuda untuk menemaniku berkeliling. Aku ingin membuat kejutan kepada rakyatku bahwa aku ingin membuat pesta yang meriah.” Setelah itu, sang raja pun mulai bersiap berkeliling desa. Ia memerintahkan beberapa pengawalnya keluar dari istana dengan membawa tumpukan gandum untuk dibagikan kepada rakyatnya.

“Prajuritku, aku akan membagikan simpanan gandum ini kepada rakyatku. Aku ingin mereka semua berkecukupan. Biarlah panen hasil mereka simpan sendiri.” Kata sang raja.

“Sungguh mulia hati paduka. Namun bila difikir kembali apakah itu tidak berlebihan. Mereka sudah sangat cukup menerima hasil panen ini. Hamba takut itu akan menjadi sia-sia. Kemurahan hati yang mulia tidak akan berkurang bila tidak memberikannya separuh lalu menyimpannya kembali untuk musim berikutnya.” Kata seorang prajurit.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



“Aku tahu kau begitu peduli padaku. Namun aku ingin benar-benar tidak ingin membuat rakyatku kecewa. Suara mereka adalah bagianku. Maka sudah seharusnya aku ikut berbahagia bersama mereka. Kau tenang saja. Ini sudah kufikirkan baik-baik. Aku punya tangan kanan yang berasal dari rakyat biasa. Aku yakin ia bisa membantu kita untuk mempersiapkan kejutanku.” Kata raja dengan senang.


Tanpa berfikir panjang, sang prajurit pun membawa sang raja berkeliling desa. Ia melihat hamparan gandum yang sedang panen dan senyum geembira para petani di pinggir jalan. Mereka begitu senang melihat kedatangan raja yang berkeliling desa sambil tersenyum kepada mereka. Sang raja membalas senyum rakyatnya dengan rasa senang hingga ia melihat salah seorang petani gandum yang sedang memangkul cangkul melihat kearahnya. Wajah sang raja sangat senang hingga ia pun turun dari kereta dan berkata,


“Wahai petaniku, maukah kau membantuku? Aku ingin membuat kejutan pesta untk kalian nanti malam. Tunjukkan padaku dimana rumahmu.” Kata sang raja dengan suara berbisik.


“Baik paduka raja. Hamba akan membantu dengan setulus hati. Prajurit, petani dan raja pun berjalan bersama menuju rumah si petani. Mereka bercerita sepanjang jalan kecuali si prajurit. Diam-diam prajurit menyimpan kesal karena paduka raja masih mengharapkan si petani gandum yang belum tentu baik wataknya. Sang raja hanya mendengarkan cerita dari rakyat tanpa lebih dulu mengetahui sendiri bagaimana watak si petani. Sebagai prajurit, ia pun mulai merasa tidak tenang akan keberadaan si petani. Entah mengapa ia mendapat firasat tidak nyaman terhadap si petani. Si petani terus saja bercerita banyak sampai mengundang gelak tawa sang raja. Sang raja benar-benar merasa terhibur hingga tak terasa sampailah mereka di sebuah gudang tua.

blog post.jpg

“Wahai petaniku, inikah rumahmu?” Tanya sang raja kepada si petani.


“Benar paduka. Maafkan jika rumah saya tidak seperti rumah penduduk lainnya.” Jawab si petani sambil menunduk.

“Ah, tidak perlu dipikirkan. Yang penting aman menyimpan gandum disini. Kita akan membuat pesta disini dan aku akan menyimpan gandumku di rumahmu. Setelah pesta selesai, berikanlah gandum itu kepada rakyat dan jangan menjualnya. Gandum itu adalah gandum terbaik dari setiap musim. Aku menyimpan di dalam gudang kerajaan selama beberapa musim untuk kalian. Pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin dan biarkan hasil panen rakyat untuk kalian simpan sendiri. Kalian tidak perlu memberikan hasil panen musim kali ini kepada kerajaan.” Jelas sang raja.


“Sungguh mulia hati paduka raja. Hamba berterima kasih atas semua pemberian paduka raja ini.” Jawab petani.

“Baiklah kalau begitu kita langsung saja meletakkannya ke dalam rumahmu.” Kata sang raja dengan penuh semangat.

“Baik paduka. Namun sebelumnya alangkah lebih baiknya bila paduka dan prajurit menunggu di dalam rumah hamba. Hari sudah hampir petang.hamba khawatir udara petang tidak baik buat paduka dan prajurit.” Balas si petani.

“Baiklah kalau begitu kami akan masuk ke dalam rumahmu. Pastikan kau memasukkan semua gandum itu kedalam rumahmu lalu kami yang akan mengatakan cukup atau tidak dari dalam rumahmu.” Kata prajurit kepada si petani.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



“Baik prajurit. Segera hamba lakukan.”


Satu per satu si petani mulai memasukkan karung gandum. Terus- menerus ia memasukkannya hingga mulai memenuhi ruang gudangnya. Sang raja pun berkata,


“Hai petani, tidak cukupkah karung gandum ini? Ini sudah mulai sesak. Rumahmu sepertinya tidak cukup untuk menyimpan karung gandum yang lain. Aku hampir sesak napas disini.” Sahut sang raja.

“Tidak paduka. Itu masih cukup. Aku akan membantu dari luar.” Teriak si petani. Dengan sigap, si petani pun langsung memasukkan seluruh gandum yang tersisa hingga suara dan tubuh sang raja bersama prajuritnya tidak terlihat. Ia pun bergegas mengunci pintu gudang itu dan membiarkan sang raja dan prajuritnya sakit didalam rumahnya. Ia tertawa lepas dan langsung memberi tahu kepada penduduk lainnya bahwasannya meeka akan membuat pesta besar. Menjelang malam tiba, si petani pun mengumpulkan seluruh penduduk dan memuat pengumuman


“Malam ini, esok dan seterusnya tidak ada lagi prajurit dan raja yang sombong memimpin kita. Ia sudah kukurung bersama dengan gandumnya. Kita akan berpesta tanpa raja yang sok baik itu!” kata si petani itu dengan bangga. Penduduk bersorak gembira karena penduduk menyetujui perbuatan jahat si petani. Mereka berpesta sepanjang malam hingga pagi. Sementara itu didalam gudang sang raja mulai melemah dan mulai kehabisan nafas. Ia dan prajuritnya terhimpit didalam tumpukan gandum tanpa pertolongan dari penduduknya.

blog post.jpg